Pengujian Galur-galur AFACI Terhadap Cekaman Rendaman
Perubahan iklim global meningkatkan frekuensi kejadian banjir yang menurunkan produksi padi di wilayah pesisir dan kejadian kekeringan di areal produksi padi utama di Indonesia. Luas lahan sawah rawan banjir di Pulau Jawa mencapai 1.084.217 ha dan luas lahan sangat rawan banjir sekitar 162.622 ha (Khudori, 20ll). Dilaporkan wilayah banjir terluas terjadi pada tahun 2017 (258.037 ha) dan kekeringan terluas terjadi pada tahun 2015 (597.312 ha). Kejadian banjir (181.617 ha) dan kekeringan (353.171 ha) pada tahun 2019 cukup tinggi jika dibandingkan dengan 3 tahun terakhir sebelumnya, hal ini terutama disebabkan oleh faktor perubahan iklim khususnya kekeringan ekstrim dan panjang seperti tahun 2015 (Statistik Pertanian, 2019 ).
Penggunaan varietas padi unggul dengan hasil tinggi yang dipadukan dengan toleransi terhadap cekaman abiotik dan hama penyakit merupakan cara yang efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi padi di lahan berdampak cekaman abiotik, salah satunya rendaman. Pemanfaat varietas yang memiliki nilai tambah secara ekonomi berpeluang besar dalam meningkatkan pendapatan petani.
Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi) melakukan pengujian terhadap galur-galur padi baik introduksi maupun galur domestik hasil pemuliaan, terhadap cekaman rendaman. Pengujian dilaksanakan di tiga lokasi. Lokasi pertama dilaksanakan di IP2SIP Sukamandi, tepatnya di lahan yang diinduksi rendaman atau disebut kolam rendaman. Lokasi kedua di lahan terdampak banjir di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Dan lokasi ketiga di lahan terdampak banjir di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Seluruh lokasi mengalami cekaman rendaman pada fase vegetative selama 1 hingga 2 minggu. Bahkan di lokasi Indramayu mengalami stagnant flooding pasca rendaman. Terpilih beberapa galur yang dapat direkomendasikan sebagai galur padi toleran rendaman diantaranya IR19LT1717, BP30529D-SKI-15-9-KA-1, BP30105b-6-0-0-0-MR-8, BP30405E-SKI-5-2-KA-1, BP30405E-SKI-10-1. Besar harapan agar galur-galur tersebut dapat berkembang dan dapat dilepas sebagai varietas suatu saat nanti.